Menangis saat marah adalah hal yang biasa, tapi bagi yang sedang mengalaminya mungkin akan terasa membingungkan, bahkan memalukan. Reaksi keluarnya air mata saat emosi tak dapat tertahan terasa sangat alami, bahkan ketika tak diinginkan sekalipun.
Uniknya, pengalaman menangis saat marah ini ternyata hanya dapat dirasakan oleh manusia saja dan tidak untuk mahkluk hidup lainnya. Pada hewan, air mata hanya akan keluar dengan fungsi melembapkan mata.
Saat lahir, bayi akan menangis dengan suara yang kencang. Tangisan bayi yang baru lahir adalah respon dari tubuhnya yang mengambil napas pertama kali setelah melalui perubahan peredaran darah sehingga sirkulasi oksigen mulai masuk ke paru-paru. Setelah itu, tangisan yang keluar karena respon akan perasaan emosional baru muncul setelah usia bayi 3 bulan.
BACA JUGA :
Mengatasi Sifat Anak yang Kurang Percaya Diri
Sedotan Reusable Mewah Keluaran Dior
SM Entertainment Bikin Formasi Grup Baru dari EXO, SHINee, WayV, dan NCT
Perubahan ini mengindikasikan secara biologis tangisan tidak terpengaruh pada emosi yang spesifik. Artinya apapun emosinya, apakah sedih, gembira, marah atau frustasi maka reaksi tangisannya akan sama saja.
Menangis saat marah melegakan karena membantu mengatasi perasaan yang meledak dengan memaksa tubuh mengatur serta menarik napas panjang. Tindakan ini bahkan secara psikologis membantu komunikasi tanpa berkata-kata. Dengan menangis, seseorang akan dibantu mengeluarkan asumsi yang ada di dalam kepalanya sendiri untuk disampaikan ke dunia luar.