
Pernah mendengar istilah Anxiety Disorder ? hal ini sering terjadi pada remaja zaman sekarang. Yaitu gangguan kecemasan atau phobia sosial yang menyebabkan stres berlebihan dan mengganggu fisik serta mental seseorang.
Kecemasan yang mereka rasakan berkaitan dengan apa yang akan terjadi di masa depan dan mengganggu emosional serta sudut pandang mereka terhadap lingkungan sekitar.
Contoh kasus yang dialami oleh seseorang bernama Ghazi. Sewaktu berada di Sekolah Dasar (SD) ia kerap dipanggil dengan julukan “besar” dikarenakan tubuhnya yang berisi. Hal tersebut membuat Ghazi merasa khawatir dan cemas akan keberadaan dirinya.
Pada saat itulah Ghazi menyadari bahwa dirinya menderita penyakit Anxiety. Hingga akhirnya ia mulai merasa takut berada di keramaian, merasa tidak nyaman bila berada di lingkungan yang padat, dan juga merasa ketakutan. Sampai pada saat SMA, Ghazi memutuskan untuk mengikuti Homeschooling (sebuah aktivitas belajar dan bersekolah di rumah secara penuh) dibandingkan bersekolah di SMA biasa. Dikarenakan ketakutan dan kecemasannya untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Lantas, apa saja ciri – ciri penderita Anxiety Disorder?
- Kecemasan Yang Berlebihan
Kecemasan adalah hal umum yang dialami setiap orang, namun yang membedakan disini adalah kecemasan yang mempengaruhi rutinitas kehidupan sehari hari dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, seseorang penderita Anxiety cenderung tidak bisa mengatasi kecemasannya sendiri.
- Panik
Rasa panik seringkali dirasakan oleh penderita Anxiety Disorder. Ketika kecemasan itu muncul, penderita akan mengalami sesak napas, jantung yang berdegup kencang, berkeringat, hingga merasa kedinginan atau sangat kepanasan. Dan bila hal ini terjadi menerus, maka dapat disimpulkan orang tersebut menderita Anxiety.
- Menghindari Kegiatan Sosial
Penderita Anxiety cenderung lebih suka berada dalam lingkup sosial yang sempit agar dapat lebih mengendalikan diri mereka. Berada di keramaian cenderung membuat penderita merasa tidak nyaman dan tidak bisa mengendalikan pikiran mereka.
- Tidak Percaya Diri
Orang – orang yang mengalami Anxiety cenderung tidak memiliki kepercayaan diri yang membuatnya merasa tidak pantas berada di lingkungan manapun. Penderita kerap merasa ketakutan untuk berada di lingkungan ramai sehingga menyulitkan bersosialisasi dengan orang lain.
- Insomnia
Hampir semua orang pernah mengalami sulit tidur terutama ketika mereka sedang mengalami masalah yang menyita pikiran. Namun, jika hal ini terjadi secara terus menerus, bisa jadi hal ini menjadi salah satu ciri-ciri Anxiety.
BACA JUGA :
Kenali Cat Calling yang Merupakan Perilaku Pelecehan
Alasan Selingkuh Ini Ternyata Ada dan Harus Diwaspadai

Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya Anxiety Disorder. Antara lain :
- Faktor Kepribadian
Anxiety tidak mengenal usia dan dapat terjadi kepada siapa saja. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki ciri-ciri Anxiety mempunyai sifat yang sangat perfeksionis, mudah bingung, penakut, kurang percaya diri atau ingin mengendalikan segalanya. Apabila tidak diatasi maka penderita akan terus mengalaminya hingga dewasa.
- Kejadian Traumatis Di Masa Lalu
Anxiety dapat didasarkan oleh kejadian traumatis yang terjadi di masa lalu. Sang penderita memiliki kejadian traumatis yang sangat berbekas pada dirinya lalu membuatnya trauma dan menjadi khawatir akan kejadian traumatis tersebut.
- Stress Jangka Panjang
Kondisi kecemasan dapat berkembang karena satu atau lebih peristiwa kehidupan yang membuat stres. Pemicu umum tersebut dapat disebabkan oleh stres kerja atau perubahan pekerjaan, berubah dalam pengaturan hidup, kehamilan dan melahirkan, masalah keluarga, kekerasan verbal, seksual, fisik atau emosional dan kematian atau kehilangan orang yang dicintai
- Kondisi Kesehatan Mental Lainnya
Kondisi depresi dan kecemasan sering terjadi bersamaan. Hal ini yang bisa menyebakan Anxiety Disorder.
Dapat disimpulkan bahwa Anxiety merupakan gangguan kecemasan yang berbahaya dan dapat menimbulkan dampak berbahaya jika disepelekan. Cara mengatasi gangguan kecemasan sebenarnya bisa dilakukan dari diri sendiri yakni dengan memahami apa sebenarnya yang ditakutkan dan berusaha berpikir secara logis. Selain itu bisa melakukan terapi khusus dan meminta dukungan dari orang lain, baik itu kekasih atau keluarga.
Penulis : Ramadhaniasya Tridi Testarossa